Kamis, 29 November 2018
Hadiah Ulang Tahun Deden
Hari ini, Deden berulang tahun. Matahari bersinar cerah. Deden keluar dari rumah den gan wajah cerah. Ia ingin bermain dengan sepeda barunya. Namun, baru saja ia akan mengambil sepedanya, nenek Dira tetangga sebelah rumahnya memanggilnya. “Den, ke sini sebentar. Nenek punya hadiah untukmu!”
Deden bergegas masuk ke halaman rumah Nek Dira. Nek Dira menjulurkan bungkusan hadiah untuk Deden.
“Terima kasih Nek!” kata Deden sopan.
Deden tak sabar ingin melihat isinya. Ia segera membuka bungkusan dari Nek Dira. Wah, isinya ternyata sebuah jaring. Deden sangat girang. Ia berlari masuk ke dalam rumah dan memerlihatkannya pada mamanya.
“Ma, aku dapat hadiah jala dari nek Dira,” kata Deden.
“Wah, pas sekali! Minggu depan kan kita akan liburan ke laut. Kau bisa menangkap udang atau kepiting dengan jalamu,” kata mama Deden.
“Tapi ke lautnya masih lama, kan, Ma. Aku sudah ingin menangkap sesuatu sekarang,” kata Deden tak sabaran.
“Kalau begitu, coba saja tangkap kupu kupu!” usul Mama.
Jadi Deden keluar dan lari ke taman dekat rumahnya. Ia mulai kejar kupu kupu dengan jalanya. Kupu kupu sungguh susah ditangkap, keluh Deden. Serangga itu sangat cepat terbang.
Namun Deden akhirnya melihat seekor kupu kupu yang hinggap di setangkai bunga. Ia pelan pelan mendekatinya dan… BLUK!
Deden berhasil menangkap kupu kupu dengan jalanya. Kupu-kupu itu sangat indah berwana merah, kuning, dan ada pola warna biru di sayapnya. Deden buru buru pulang dan membawa kupu kupu di dalam jalanya itu dengan hati hati.
Deden memerlihatkannya pada mamanya.
“Ah, mama tahu!” kata mama Deden. “Kita masukkan saja ke stoples selai. Mama akan bikin lubang di tutupnya supaya kupu-kupu bisa terus bernapas! Kalau papa pulang nanti, kamu perlihatkan pada papa,” usul mama lagi.
Mama lalu menyiapkan stoples dan kupu kupu dimasukkan ke dalamnya. Lalu, ditutup dengan tutup yang sudah diberi lubang lubang oksigen.
Tak lama kemudian, papa pulang kantor.
Wah kupu kupu yang bagus,” puji Papa. “Kamu pintar bisa menangkap kupu kupu sebesar ini!”
“Tapi, sepertinya kupu kupu ini gelisah. Mungkin dia mau mencari bunga dan sinar matahari,” kata Mama.
Deden terdiam dan melihat kupu kupu itu.
“Iya, sepertinya mama benar,” kata Deden.
Deden lalu melihat ke papanya.
“Papa sudah puas melihat kupu kupu ini?” tanya Deden.
“Iya sudah,” kata papa.
“Kalau begitu, sekarang aku lepas lagi ya,” kata Deden.
Dia lalu membawa stoples ke dekat jendela. ia membuka tutup stoples sambil berkata, “Ayo, terbanglah bebas, kupu kupu! Cari bungamu! Nikmati sinar matahari…” kata Deden.
Deden melihat dari jendela, kupu kupu itu terbang gembira di bawah langit senja. Tidak apa, pikir Deden. Minggu depan, ia akan menangkap udang dan kepiting dengan jalanya itu.
0 komentar:
Posting Komentar